- Back to Home »
- Militer , Sejarah »
- Sejarah Pembela Tanah Air (PETA)
Posted by : Unknown
Minggu, 15 Februari 2015
Dalam kehidupan sehari2,kita sudah tidak asing lagi mendengar istilah TNI atau Tentara Nasional Indonesia.Tapi,apakah pernah terpikirkan dibenak kalian,bahwa jauh sebelum TNI ada atau berdiri,terdapat sebuah kesatuan milliter bentukan pemerintah kolonial Jepang,yaitu Pembela Tanah Air atau yang biasa disingkat menjadi PETA.Mungkin sebagian orang pernah mendengarnya,tapi sedikit orang tahu sejarah terbentuknya PETA.Agar dapat menambah wawasan kita,silahkan baca artikel dibawah ini...Cekidot...!!!! ;D
Sejarah Terbentuknya PETA
Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA (防衛郷土義勇軍kyōdo bōei giyūgun?) adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang diIndonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumatOsamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16,Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi namaJawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai. Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral BesarSoedirman. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat(BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak dianggap sebagai salah satu cikal bakal dariTentara Nasional Indonesia.
Pemberontakan batalion PETA di Blitar
Pada tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriadimelakukan sebuah pemberontakan. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan, baik dari satuan PETA sendiri maupun Heiho. Supriadi, pimpinan pasukan pemberontak tersebut, menurut sejarah Indonesia dinyatakan hilang dalam peristiwa ini. Akan tetapi, pimpinan lapangan dari pemberontakan ini, yang selama ini dilupakan sejarah,Muradi, tetap bersama dengan pasukannya hingga saat terakhir. Mereka semua pada akhirnya, setelah disiksa selama penahanan oleh Kempeitai (PM), diadili dan dihukum mati dengan hukuman penggal sesuai dengan hukum militer Tentara Kekaisaran Jepang di Eevereld (sekarang pantai Ancol) pada tanggal 16 Mei 1945.
Pembubaran PETA
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, berdasarkan perjanjian kapitulasi Jepang dengan blok Sekutu, Tentara Kekaisaran Jepang memerintahkan para daidan batalion PETA untuk menyerah dan menyerahkan senjata mereka, dimana sebagian besar dari mereka mematuhinya.Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik, Sukarno, mendukung pembubaran ini ketimbang mengubah PETA menjadi tentara nasional, karena tuduhan blok Sekutu bahwa Indonesia yang baru lahir adalah kolaborator Kekaisaran Jepang bila ia memperbolehkan milisi yang diciptakan Jepang ini untuk dilanjutkan.Sehari kemudian, tanggal 19 Agustus 1945, panglima terakhir Tentara Ke-16 di Jawa, Letnan Jendral Nagano Yuichiro, mengucapkan pidato perpisahan pada para anggota kesatuan PETA.
Peran dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
Sumbangsih dan peranan tentara PETA dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia sangatlah besar. Demikian juga peranan mantan Tentara PETA dalam kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral Besar Soedirman. Mantan Tentara PETA menjadi bagian penting pembentukan Tentara Nasional Indonesia(TNI), mulai dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat(TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga TNI. Untuk mengenang perjuangan Tentara PETA, pada tanggal 18 Desember 1995diresmikan monumen PETA yang letaknya di Bogor, bekas markas besar PETA.
Sumber:www.wikipedia.org
Image :www.yahoo.com